Senin, 26 September 2022

Rencana Tindak Lanjut (RTL) Setelah PPG

 

Nama          : Dewi Kurniaty

Instansi       : SMAN 2 Ketapang


RENCANA TINDAK LANJUT SETELAH PPG

 

No

Rencana Kegiatan

Waktu dan Tempat

Pihak yang Terlibat

1.

Merancang kegiatan Pembelajaran materi selanjutnya:

1.        RPP

2.        Bahan Ajar

3.        Bahan tayang / media

4.        LKPD

5.        Intrumen Penilaian

Sebelum mulai mengajar, di sela-sela jam mengajar di sekolah, di rumah.

Kepala Sekolah Guru dan rekan sejawat

2.

Kegiatan Non-Mengajar

1.      Mendata siswa sesuai keberagamannya.

2.      Mengisi Jurnal Belajar

3.      Memeriksa Hasil Evaluasi Siswa

4.      Melakukan refleksi pembelajaran

5.      Melakukan survei mengajar dengan siswa dan rekan sejawat

Setiap Selesai Mengajar

di sekolah

Guru, Rekan Sejawat dan siswa

3.

Melakukan kegiatan penelitian

1. Menggunakan Model Problem Based Learning

2. Menggunakan Model    Project Based Learning

3. Memilih media pembelajaran yang bervariasi


4. Menerapkan model pembelajaran yang inovatif

Selama Kegiatan Mengajar

Guru rekan sejawat dan siswa

4.

Melakukan publikasi hasil penelitian

Setelah melakukan penelitian di situs jurnal nasional yang terakreditasi

Guru dan rekan sejawat

5.

Mengikuti workshop pengembangan diri baik secara online maupun secara offline

Selama menjadi guru

Guru

 

 

Minggu, 25 September 2022

Best Practices Fisika Model PjBL


LK 3.1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

 

Lokasi

SMAN 2 Ketapang

Lingkup Pendidikan

SMA

Tujuan yang ingin dicapai

Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui Model Project Based Learning (PjBL) pada Materi Hukum Pascal di Kelas XI IPA 1 SMAN 2 Ketapang

Penulis

Dewi Kurniaty

Tanggal

22 – 23 September 2022

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

 

a.    Latar Belakang Masalah

Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan guru senior fisika dan pakar, diperoleh sebagian peserta didik memiliki motivasi belajar fisika rendah, dari faktor guru hal ini  dikarenakan:

1. Guru belum memiliki data karakteristik peserta didik yang baik.

2.  Guru belum maksimal melakukan pembelajaran  kontekstual, walaupun mengetahui bahwa dengan  melakukan pengaitan pembelajaran dengan fenomena sekitar, peserta didik menjadi lebih intens.

3. Belum semua siswa memiliki tingkat kepercayaan diri yang  tinggi hingga tidak semua peserta didik yang mau terlibat dalam proses pembelajaran. Padahal sudah diberi kesempatan  yang sama.

Dari permasalahan tersebut diatas, diperlukan upaya perbaikan pembelajaran oleh guru dalam meningkatkan Motivasi belajar peserta didik. Ismail Hasan (2015 : 4) untuk meningkatkan  motivasi belajar peserta didik adalah melalui berbagai  strategi pembelajaran yang menarik, sehingga  peserta didik mampu belajar dengan menyenangkan  dan mempunyai semangat yang tinggi untuk  belajar.

Sutama (dalam Shoffa, Shoffan, 2016 : 2)  tentang peningkatan efektifitas belajar melalui gaya mengajar menyimpulkan bahwa dalam penyampaian materi pelajaran, seorang  guru harus bisa menentukan metode apa yang  tepat sesuai dengan materi yang akan  disampaikan sehingga prestasi belajar peserta didik akan tercapai sesuai tujuan. Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan untuk meningkatkan motivasi adalah model pembelajaran berbasis Proyek  atau Project Based Learning  (PjBL).

Elisabet, Stefanus C. Relmasira, Agustina Tyas Asri Hardini. (2019 : 285), menggunakan  model Project  Based Learning mampu  membantu  peserta didik  dalam  meningkatkan  motivasi  dan hasil belajar pada mata pelajaran IPA.

Berdasarkan hasil penelitian Akbar dan Bahri (2017 : 105) bahwa model PjBL dan gaya belajar berpengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik, sedangkan interaksi antara model pembelajaran dan gaya belajar tidak berpengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa PjBL efektif dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

Ariyana, Pudjiastuti, Bestari, Zamroni (2019 : 38) Karakteristik PjBL antara lain:

1.  Penyelesaian tugas dilakukan secara mandiri dimulai dari tahap perencanaan, penyusunan, hingga pemaparan produk;

2.  Peserta didik bertanggung jawab penuh terhadap proyek yang akan dihasilkan;

3.  Proyek melibatkan peran teman sebaya, guru, orang tua, bahkan masyarakat;

4.  Melatih kemampuan berpikir kreatif; dan

5.  Situasi kelas sangat toleran dengan kekurangan dan perkembangan gagasan.

Dengan karakteristik PjBL tersebut siswa bisa lebih memberikan Attention (perhatian), merasa pembelajaran Relevance (relevansi) dengan kehidupannya, merasa Confidence  (percaya diri) karena sedikit banyak mengetahui secara kontekstual pembelajaran tersebut, dan merasakan Satisfaction (kepuasan) dari pembelajaran yang dilaksanakan dengan kejelasan tujuan. Hal ini diharapkan bisa berpengaruh terhadap meningkatnya motivasi peserta didik dalam pembelajaran fisika. Sebagaimana Alex Sobur (2016 : 270-294), adanya motivasi pada individu karena adanya dorongan untuk:

1.     Memenuhi kebutuhan,

2.     Melakukan kebiasaan (behavior) dan 

3.     Mencapai tujuan

 

Munawarah Isniatun (2019 : 66), seseorang memiliki motivasi tinggi atau tidak dalam belajarnya dapat terlihat dari:

1.     Keterlibatannya dalam pembelajaran,

2.     Perasaan dan keterlibatan afektif peserta didik,

3.     Upaya peserta didik untuk senantiasa memelihara/menjaga motivasi yang dimiliki.

 

b.   Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan?

Setelah menerapkan pembelajaran berbasis proyek, penyusun beranggapan penting untuk membagikan pengalaman tersebut, dengan harapan bisa menjadi pembelajaran serta referensi praktis bagi rekan sejawat dan seprofesi terutama para guru Fisika yang bisa jadi juga mendapat kendala yang serupa.

 c.    Peran dan Tanggung Jawab

Sebagai guru Fisika dalam praktik ini Penyusun sepenuhnya bertanggung jawab memilih menggunakan model pembelajaran yang berfokus/berpusat pada peserta didik, hingga dapat diharapkan peserta didik berperan aktif dalam pembelajaran dalam menemukan konsep yang dipelajari. Sebagai Guru Penyusun juga memilih konsep-konsep esensial yang penting dipelajari oleh peserta didik, kemudian dapat mengatur urutan konsep-konsep esesial, agar peserta didik mengetahui dulu konsep dasar, tengah, lanjutannya. Sehingga peserta didik mudah mempelajari materi berikutnya.

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

     

a.  Tujuan

Dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Penyusun terlebih dahulu harus mempunyai ukuran tingkat motivasi peserta didik. Untuk itu dipergunakan ARCS yang dikembangkan oleh Keller (1987) didasarkan pada sintesis konsep dan karakteristik motivasi yang pada dasarnya telah dikemukakan oleh Sobur (2016) dan Isniatun (2019), yang dikelompokkan menjadi 4 Aspek:

      1.   Peserta didik memberikan Perhatian yang tinggi pada          proses pembelajaran (Attention)

      2. Peserta didik mendapatkan kesan pembelajaran yang          relevan dengan kesehariannya (Relevance)

      3. Peserta didik dengan percaya diri mengkomunikasikan        hasil pembelajarannya (Confidence)

      4. Peserta didik merasa terpuaskan dan memiliki emosi          yang positif dalam pembelajaran (Satisfaction).

 

b.   Tantangan

Dari uraian tujuan tersebut diatas, terdapat tantangan dalam mencapainya terutama dalam pelaksanaan model pembelajaran berbasis proyek, diantaranya:

1. Pembelajaran berbasis proyek memerlukan banyak waktu yang harus disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks

2. Banyaknya peralatan yang harus disediakan. Oleh karena itu, waktu pembelajaran dibuat dua pertemuan dengan memisahkan antara perencanaan dan pelaksanaan.

3. Peserta didik memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.

4.  Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.

 

Dalam mengatasi tantangan tersebut, penyusun melibatkan Stakeholder Sekolah, Guru Fisika Senior, perangkat kelas dan peserta didik.

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi        yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

 

a. Langkah - langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut:

1.      Mendesain pembelajaran dengan model PjBL

2. Melakukan Penyusunan Perangkat yang sesuai dengan tujuan meningkatkan motivasi belajar peserta didik

3.      Mengalokasikan waktu pembelajaran

4. Menyiapkan sumber daya dan media pembelajaran.

b.      Strategi

Penyusun menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) serta memanfaatkan video untuk mendemonstrasikan materi, membuat tim belajar, serta menggunakan media komunikasi perpesanan instan dengan peserta didik.

c.       Proses

Penyusun melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perangkat yang telah Penyusun buat sebelumnya. Pembelajaran Penyusun bagi 5 Fase dalam dua pertemuan. Siswa yang Penyusun libatkan berasal dari kelas XI IPA 1 yang sebelumnya telah diberikan bahan ajar menggunakan link yang dibagikan lewat perpesanan instan aplikasi Whatsapps.

Penyusun melakukan langkah pembelajaran berbasis Proyek (Project Based Learning) pada pelajaran Fisika materi Fluida Statis (Hukum Pascal) sesuai rancangan pada perangkat yang telah dibuat.

 

Pada pertemuan Pertama (8 September 2022), Penyusun memulai dengan mempersiapkan apersepsi dan pengaitan dengan pengalaman peserta didik lalu memberikan permasalahan menggunakan video yang telah disiapkan.

Penyusun membagi siswa dalam lima kelompok dan memberi mereka identitas berupa nama para Ilmuan Fisika. Selanjutnya peserta didik mendapat kesempatan untuk berdiskusi untuk merancang proyek yang akan mereka kerjakan. Selama proses tersebut Penyusun mendampingi sebagai pembimbing.

Selanjutnya Penyusun mempersilakan kelompok mempresentasikannya di depan kelas. Mereka juga menampilkan gambar rancangan proyeknya.

Melakukan fase monitoring dari tanggal 8-12 September dengan cara Ketua Kelompok berkonsultasi serta melaporkan tahapan pembuatan proyek dengan melampirkan foto dan video via Whatsapps.

 

Pada pertemuan Kedua (13 September 2022), proses diawali dengan evaluasi hasil monitoring dan pemutaran video monitoring. Kegiatan dilanjutkan dengan mempersilakan peserta didik duduk sesuai kelompoknya dan menunjukan hasil karya di atas meja.

Selanjutnya dilaksanakan Presentasi Hasil Proyek Kelompok diikuti dengan tanya jawab dengan kelompok lain. Penyusun melakukan penilaian selama presentasi, lalu kemudian memberikan penghargaan terhadap kelompok yang berkinerja baik. Selanjutnya penyusun bersama peserta didik melakukan Penarikan kesimpulan serta Refleksi Akhir Pembelajaran sebelum penyusun menutup pembelajaran.

 

Selama proses pelaksanaan pembelajaran ini Penyusun menggunakan Media Pembelajaran seperti Projector, Media komunikasi dan video pembelajaran.

Refleksi Hasil dan dampak

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

 

Temuan

Dengan menggunakan basis penilaian ARCS, penyusun menyimpulkan secara sederhana bahwa Model Pembelajaran berbasis Proyek membuat Siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Tergambar dari ungkapan mereka pada saat melakukan refleksi yang sebagian besar menuliskan kata seperti 'Hal Baru ', 'Senang', 'Semangat'. Mereka tampak bersemangat mengikuti proses pembelajaran berbasis proyek seperti ini. Mereka terlibat langsung mulai dari merancang, mempersiapkan, membuat dan mempresentasikan hasil karyanya. Mereka juga tertarik untuk mencari sumber pembelajaran. Terlihat juga pada hasil angket yang mereka jawab mengenai ketertarikan mereka pada pembelajaran PjBL mengenai hukum Pascal.

Faktor penentu keberhasilan, selain utamanya desain pembelajaran dan perencanaan yang sungguh – sungguh, juga adanya bantuan dari stakeholder sekolah dan guru senior. Selain itu peserta didik juga menjadi faktor utama keberhasilan, karena bagaimanapun dalam Pembelajaran Inovatif, peserta didik adalah pelaku utama pembelajaran itu sendiri.

Penyusun merasa sangat terbantu dengan proses Pembelajaran Project Based Learning. Peserta didik terlihat ikut serta dalam pembelajaran karena mereka terlibat langsung dalam prosesnya.

 

Daftar Literatur :

Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: PT Refika Aditama.

Ariyana, Yoki; Pudjiastuti, Ari; Bestary, Reisky, Zamroni. 2019. Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Jakarta : Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Akbar, F., & Bahri, A. 2019. Efektivitas Model PjBL (project-based learning) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar kognitif peserta Didik Dengan Gaya belajar berbeda. Biology Teaching and Learning, 1(1). https://doi.org/10.35580/btl.v1i1.9255

Daryanto dan Rahardjo, M. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media.

Elisabet, Stefanus C. Relmasira, Agustina Tyas Asri Hardini. 2019. Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan  Model  Pembelajaran Project  Based  Learning (PjBL). Journal of Education Action Research 

Hasan, I. 2015. Strategi Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Al-Qur’An Dan Hadis Di Mts Negeri Walen Simo Boyolali Tahun Pelajaran 2015 - 2016. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana

Shoimin, A. 2017. Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Sobur, alex. 2016. Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah. Jakarta : Pustaka Setia

Suherti, Euis & Rohimah, Siti Maryam. (2016). Bahan Ajar Mata Kuliah Pembelajaran Terpadu. Bandung: Universitas pasundan.

Suprihatin, S. 2015. Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro, 3(1), 73-82.

Shoffa, Shoffan. 2016. Penerapan Strategi Meaningful Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pendidikan Matematika UM Surabaya pada Mata Kuliah Pengantar Pendidikan. MUST: Journal of Mathematics Education, Science and Technology. 1. 137. 10.30651/must.v1i2.233.

Widiasworo, E. 2016. Strategi Dan Metode Mengajar Siswa Diluar Kelas (Outdoor Leaning) Secara Aktif, Kreatif, Inspiratif, Dan Komunikatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group.